CONTOH BEBERAPA MSDS
A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut
adalah HNO65% ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor yang
terkandung didalamnya juga berada dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 – 66.4 %
Chlorida (Cl):≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3):≤ 0.003 %
Sulphat (SO4):≤ 0.001 %
Logam berat (seperti Pb):≤ 0.0005 %
As (Arsenic):≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium):≤ 0.001 %
Fe (Besi):≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium):≤ 0.001 %
Residu terlarut:≤ 0.01 %
SIFAT:
Sifat Fisika
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 °C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 °C
Tekanan Uap:9,4hPa(20°C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20°C)
Kelarutan dalam air : Pada 20 °C Larut
Berat Molekul: 63,012 g/mol
pH: < 1 (20°C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
- Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan terurai sebagai berikut :
2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
- Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
- Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O → NO+ + NO3–+ 2H2O
- Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah
asam kuat. Hal ini disebabkan karena besarnya muatan positif pada atom N
sehingga elektron OH– tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O →H3O+ + NO3–
PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
- Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak dengan kulit, segera cuci
dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak
sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene
glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian
segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan
air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera
dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
- Setelah tertelan segera beri air minum
kepada korban (paling banyak dua gelas) dan hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi
kebakaran adalah sangat penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan
sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang
sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi
dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk menghindari
dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari
bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen
pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah
dengan mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga
api tidak merambat ke tempat lain.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tindakan pencegahan
pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh
karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka
bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang
akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam
atau ruangan dengan fentilasi yang memadai.
Tindakan pencegahan
untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan
karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode
pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti
chemizorb, merck art No. 101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan
diserap kemudian dapat diteruskan ke pembuangan.
B. SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih
atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila
dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah
larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa
kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna
putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan
hidroksida.
PENANGANAN:
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan
segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan
pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis.
Tindakan Melawan Kebakaran:
Informasi Umum :
Seperti api apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh.
Gunakan semprotan air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air
dengan hati-hati dan dalam jumlah sangat banyak. Kontak dengan
kelembaban atau air dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan
bahan mudah terbakar di dekatnya. Kontak dengan logam dapat berkembang
menjadi hidrogen gas yang mudah terbakar.
Media Pemadaman : Zat adalah noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat untuk memadamkan api di sekitarnya.
Tindakan Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area
terjadi kebocoran atau tumpahan.Jauhkan orang dari daerah tumpahan.
Pakailah pelindung peralatan pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan
bila memungkinkan. Jangan membuang residu kaustik ke saluran pembuangan.
Residu dari tumpahan dapat diencerkan dengan air, dinetralkan dengan
cairan asam seperti asetat, klorida atau sulfat.
C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alkohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C (168,80F)
Titik baku: -113,840C (-172,90F)
Masa jenis : 0,789 – 0,806
Densitas: 1,59 – 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin
PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit:
bilas segera dengan air
yang banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, cuci
pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan sepatu sebelum digunakan
kembali, jika iritasi berlanjut segera cari pertolongan medis
Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar cari pertolongan medis
Pencernaan:
jangan memasukkan
sesuatu kedalam mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan dalam
jumlah banyak segera cari pertolongan medis.
Pemadaman kebakaran
Mudah terbakar pada fase cair dan uap
Titik nyala : 11-140C (51,8-57,20F)
Batas mudah terbakar : lebih rendah > 1,3%
Produk pembakaran korban oksida (CO2 dan CO)
Bahaya ledakan /
kebakaran yang tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api,
membuang bahan ke saluran pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Instruksi pemadam kebakaran
Api kecil: gunakan bahan kimia kering
Api besar: jangan memadamkan api ketika api terkena bahan, menjauh
dari area dan biarkan kebakaran terjadi
Pakaian pelindung pemadam kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung alat pernapasan yang sesuai.
Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran
segera hubungi bagian penyelamatan darurat, mengurangi sumber penyalaan
hentikan kebocoran jika tidak ada resiko gunakan APD
Penanganan dan Penyimpanan
Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
Penyimpanan:
Simpat di tempat
terpisah jaga agar wadah tetap dingin dalam area yang berventilasi,
wadah harus tertutup dan bersegel sampai bahan siap digunakan, hindarkan
dari sumber penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC: 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m
pH (20 oC) : 1
PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
Terhirup : Segera
pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan
atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan
pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air
agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan
dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot
dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Pakailah pakaian pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.
Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
- Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila
kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau
material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk
menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
- Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan
kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung
diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
- Alat pelindung diri : Respirator kimia
penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau
perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).
Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
- Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
- Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
- Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
- Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
- Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan
dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida,
formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida.
Periksa kebocoran wadah asam.
Pengendalian Pemajanan Dan Alat Pelindung Diri
- Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
- Alat pelindung Diri : Respirator kimia
penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai
muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam
gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut
dalam Asam klorida.
PENANGANAN:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan
dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya
bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi)
bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan
medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala
muncul.
Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di
dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan
fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan
menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas,
kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi
lapis tipis.
1. Kromatografi Gas
a. Pengertian
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
b. Prinsip Kromatografi Gas
Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya,
tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran
dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven
temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya
pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
c. Alat Kromatografi Gas
1) Fase Mobil (Gas Pembawa)
2) Sistem Injeksi Sampel
3) Kolom
4) Detektor
5) Pencatat (Recorder)
d. Cara Kerja
1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam.
2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas.
3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi
proses pemisahan.
4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom.
5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk
mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen.
6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram,
yang terdiri dari beberapa peak.
e. Kelebihan
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
f. Kekurangan
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan
pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon
atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
a. Pengertian
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis
terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan
fasa diam cairan atau padat.
b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan
bantuan pompa.
2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak .
3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan
kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah
akan keluar lebih dulu .
4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu
direkam dalam bentuk kromatogram.
c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Tempat Pelarut
2) Pompa
3) Tempat Injeksi Sampel
4) Kolom
5) Detektor
6) Rekorder
d. Cara Kerja
1) Mula-mula solven diambil melalui pompa.
2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama
dengan solven masuk kedalam kolom.
4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya
ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder).
e. Kelebihan
1) Cepat
2) Kolom dapat digunakan kembali
3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
4) Mudah rekoveri sampel
f. Kekurangan
1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya
2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya
3. Kromatografi Kertas
a. Pengertian
Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang
terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
b. Prinsip Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada
laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
c. Alat dan Bahan
i. Alat
1) Bejana dan penutupnya
2) Penggaris
3) Pipa Kapiler
4) Pensil atau Ballpoint
5) Gunting
6) Penjepit Kertas
ii. Bahan
1) Kertas Saring
2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya)
3) Pelarut yang cocok dengan noda
d. Cara Kerja
1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran
terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu
besar dan jangan terlalu kecil).
2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1
cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut).
3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas.
4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang
sebelumnya sudah diberi pelarut.
5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai.
6) Setelah itu kertas dikeringkan.
7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan
dan hitung nilai Rf noda tersebut.
4. Kromatografi Lapis Tipis
a. Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana
dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk
silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.
2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis
tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut
(eluen) yang sesuai.
c. Alat
1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak)
2) Gelas kimia atau bejana
3) Lempengan
4) pensil
d. Cara Kerja
1) Kita siapkan alat.
2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan
(jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm).
3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan.
4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena
pelarut).
5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
e. Kegunaan
1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran.
2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran.
3) Untuk memonitor perkembangan reaksi.
4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian.
5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada
kromatografi kolom.
6) Untuk memonitor kromatografi kolom .
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :
http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di
dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan
fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan
menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas,
kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi
lapis tipis.
1. Kromatografi Gas
a. Pengertian
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
b. Prinsip Kromatografi Gas
Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya,
tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran
dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven
temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya
pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
c. Alat Kromatografi Gas
1) Fase Mobil (Gas Pembawa)
2) Sistem Injeksi Sampel
3) Kolom
4) Detektor
5) Pencatat (Recorder)
d. Cara Kerja
1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam.
2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas.
3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi
proses pemisahan.
4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom.
5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk
mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen.
6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram,
yang terdiri dari beberapa peak.
e. Kelebihan
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
f. Kekurangan
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan
pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon
atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
a. Pengertian
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis
terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan
fasa diam cairan atau padat.
b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan
bantuan pompa.
2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak .
3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan
kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah
akan keluar lebih dulu .
4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu
direkam dalam bentuk kromatogram.
c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Tempat Pelarut
2) Pompa
3) Tempat Injeksi Sampel
4) Kolom
5) Detektor
6) Rekorder
d. Cara Kerja
1) Mula-mula solven diambil melalui pompa.
2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama
dengan solven masuk kedalam kolom.
4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya
ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder).
e. Kelebihan
1) Cepat
2) Kolom dapat digunakan kembali
3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
4) Mudah rekoveri sampel
f. Kekurangan
1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya
2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya
3. Kromatografi Kertas
a. Pengertian
Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang
terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
b. Prinsip Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada
laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
c. Alat dan Bahan
i. Alat
1) Bejana dan penutupnya
2) Penggaris
3) Pipa Kapiler
4) Pensil atau Ballpoint
5) Gunting
6) Penjepit Kertas
ii. Bahan
1) Kertas Saring
2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya)
3) Pelarut yang cocok dengan noda
d. Cara Kerja
1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran
terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu
besar dan jangan terlalu kecil).
2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1
cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut).
3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas.
4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang
sebelumnya sudah diberi pelarut.
5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai.
6) Setelah itu kertas dikeringkan.
7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan
dan hitung nilai Rf noda tersebut.
4. Kromatografi Lapis Tipis
a. Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana
dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk
silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.
2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis
tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut
(eluen) yang sesuai.
c. Alat
1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak)
2) Gelas kimia atau bejana
3) Lempengan
4) pensil
d. Cara Kerja
1) Kita siapkan alat.
2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan
(jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm).
3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan.
4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena
pelarut).
5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
e. Kegunaan
1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran.
2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran.
3) Untuk memonitor perkembangan reaksi.
4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian.
5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada
kromatografi kolom.
6) Untuk memonitor kromatografi kolom .
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :
http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di
dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan
fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan
menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas,
kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi
lapis tipis.
1. Kromatografi Gas
a. Pengertian
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
b. Prinsip Kromatografi Gas
Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya,
tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran
dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven
temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya
pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
c. Alat Kromatografi Gas
1) Fase Mobil (Gas Pembawa)
2) Sistem Injeksi Sampel
3) Kolom
4) Detektor
5) Pencatat (Recorder)
d. Cara Kerja
1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam.
2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas.
3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi
proses pemisahan.
4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom.
5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk
mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen.
6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram,
yang terdiri dari beberapa peak.
e. Kelebihan
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
f. Kekurangan
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan
pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon
atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
a. Pengertian
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis
terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan
fasa diam cairan atau padat.
b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan
bantuan pompa.
2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak .
3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan
kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah
akan keluar lebih dulu .
4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu
direkam dalam bentuk kromatogram.
c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Tempat Pelarut
2) Pompa
3) Tempat Injeksi Sampel
4) Kolom
5) Detektor
6) Rekorder
d. Cara Kerja
1) Mula-mula solven diambil melalui pompa.
2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama
dengan solven masuk kedalam kolom.
4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya
ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder).
e. Kelebihan
1) Cepat
2) Kolom dapat digunakan kembali
3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
4) Mudah rekoveri sampel
f. Kekurangan
1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya
2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya
3. Kromatografi Kertas
a. Pengertian
Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang
terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
b. Prinsip Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada
laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
c. Alat dan Bahan
i. Alat
1) Bejana dan penutupnya
2) Penggaris
3) Pipa Kapiler
4) Pensil atau Ballpoint
5) Gunting
6) Penjepit Kertas
ii. Bahan
1) Kertas Saring
2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya)
3) Pelarut yang cocok dengan noda
d. Cara Kerja
1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran
terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu
besar dan jangan terlalu kecil).
2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1
cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut).
3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas.
4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang
sebelumnya sudah diberi pelarut.
5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai.
6) Setelah itu kertas dikeringkan.
7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan
dan hitung nilai Rf noda tersebut.
4. Kromatografi Lapis Tipis
a. Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana
dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk
silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.
2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis
tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut
(eluen) yang sesuai.
c. Alat
1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak)
2) Gelas kimia atau bejana
3) Lempengan
4) pensil
d. Cara Kerja
1) Kita siapkan alat.
2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan
(jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm).
3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan.
4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena
pelarut).
5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
e. Kegunaan
1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran.
2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran.
3) Untuk memonitor perkembangan reaksi.
4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian.
5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada
kromatografi kolom.
6) Untuk memonitor kromatografi kolom .
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :
http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di
dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan
fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan
menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas,
kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi
lapis tipis.
1. Kromatografi Gas
a. Pengertian
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
b. Prinsip Kromatografi Gas
Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya,
tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran
dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven
temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya
pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
c. Alat Kromatografi Gas
1) Fase Mobil (Gas Pembawa)
2) Sistem Injeksi Sampel
3) Kolom
4) Detektor
5) Pencatat (Recorder)
d. Cara Kerja
1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam.
2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas.
3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi
proses pemisahan.
4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom.
5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk
mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen.
6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram,
yang terdiri dari beberapa peak.
e. Kelebihan
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
f. Kekurangan
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan
pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon
atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
a. Pengertian
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis
terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan
fasa diam cairan atau padat.
b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan
bantuan pompa.
2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak .
3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan
kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah
akan keluar lebih dulu .
4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu
direkam dalam bentuk kromatogram.
c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1) Tempat Pelarut
2) Pompa
3) Tempat Injeksi Sampel
4) Kolom
5) Detektor
6) Rekorder
d. Cara Kerja
1) Mula-mula solven diambil melalui pompa.
2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama
dengan solven masuk kedalam kolom.
4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya
ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder).
e. Kelebihan
1) Cepat
2) Kolom dapat digunakan kembali
3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
4) Mudah rekoveri sampel
f. Kekurangan
1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya
2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya
3. Kromatografi Kertas
a. Pengertian
Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang
terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
b. Prinsip Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada
laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
c. Alat dan Bahan
i. Alat
1) Bejana dan penutupnya
2) Penggaris
3) Pipa Kapiler
4) Pensil atau Ballpoint
5) Gunting
6) Penjepit Kertas
ii. Bahan
1) Kertas Saring
2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya)
3) Pelarut yang cocok dengan noda
d. Cara Kerja
1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran
terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu
besar dan jangan terlalu kecil).
2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1
cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut).
3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas.
4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang
sebelumnya sudah diberi pelarut.
5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai.
6) Setelah itu kertas dikeringkan.
7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan
dan hitung nilai Rf noda tersebut.
4. Kromatografi Lapis Tipis
a. Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana
dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk
silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.
2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis
tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut
(eluen) yang sesuai.
c. Alat
1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak)
2) Gelas kimia atau bejana
3) Lempengan
4) pensil
d. Cara Kerja
1) Kita siapkan alat.
2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan
(jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm).
3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan.
4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena
pelarut).
5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
e. Kegunaan
1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran.
2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran.
3) Untuk memonitor perkembangan reaksi.
4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian.
5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada
kromatografi kolom.
6) Untuk memonitor kromatografi kolom .
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) :
http://ow.ly/KNICZ