Rabu, 16 September 2015

Material Safety Data sheet

CONTOH BEBERAPA MSDS
 
A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65% ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga berada dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 – 66.4 %
Chlorida (Cl):≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3):≤ 0.003 %
Sulphat (SO4):≤ 0.001 %
Logam berat (seperti Pb):≤ 0.0005 %
As (Arsenic):≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium):≤ 0.001 %
Fe (Besi):≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium):≤ 0.001 %
Residu terlarut:≤ 0.01 %
SIFAT:
Sifat Fisika
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 °C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 °C
Tekanan Uap:9,4hPa(20°C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20°C)
Kelarutan dalam air : Pada 20 °C    Larut
Berat Molekul: 63,012 g/mol
pH: < 1 (20°C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
  1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan  terurai sebagai berikut :
    2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
  2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
  3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
    2HNO3 + H2O → NO+ + NO3+ 2H2O
  4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
    HNO3 + H2O →H3O+ + NO3

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
  1. Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter.
  2. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter.
  3. Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
  4. Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan  hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi kebakaran adalah sangat penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke tempat lain.

Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang memadai.
Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti chemizorb, merck art No. 101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke pembuangan.

 B. SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.

PENANGANAN:
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Tindakan Melawan Kebakaran:
Informasi Umum : Seperti api apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh. Gunakan semprotan air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air dengan hati-hati dan dalam jumlah sangat banyak. Kontak dengan  kelembaban atau air dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di dekatnya. Kontak dengan logam dapat berkembang  menjadi hidrogen gas yang mudah terbakar.
Media Pemadaman : Zat adalah noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat untuk memadamkan api di sekitarnya.
Tindakan  Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area terjadi kebocoran atau tumpahan.Jauhkan orang dari daerah tumpahan. Pakailah pelindung peralatan pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan bila memungkinkan. Jangan membuang residu kaustik ke saluran pembuangan. Residu dari tumpahan dapat diencerkan dengan air, dinetralkan dengan cairan asam seperti asetat, klorida atau sulfat.
 C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alkohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C (168,80F)
Titik baku: -113,840C (-172,90F)
Masa jenis : 0,789 – 0,806
Densitas: 1,59 – 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin

PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit:
bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi berlanjut segera cari pertolongan medis
Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar cari pertolongan medis
Pencernaan:
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan dalam jumlah banyak segera cari pertolongan medis.
Pemadaman kebakaran
Mudah terbakar pada fase cair dan uap
Titik nyala : 11-140C (51,8-57,20F)
Batas mudah terbakar : lebih rendah > 1,3%
Produk pembakaran korban oksida (CO2 dan CO)
Bahaya ledakan / kebakaran yang tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api, membuang bahan ke saluran pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Instruksi pemadam kebakaran
Api kecil: gunakan bahan kimia kering
Api besar: jangan memadamkan api ketika api terkena bahan, menjauh
                            dari area dan biarkan kebakaran terjadi
Pakaian pelindung pemadam kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung alat pernapasan yang sesuai.
Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran segera hubungi bagian penyelamatan darurat, mengurangi sumber penyalaan hentikan kebocoran jika tidak ada resiko gunakan APD
Penanganan dan Penyimpanan
Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah tetap dingin dalam area yang berventilasi, wadah harus tertutup dan bersegel sampai bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC: 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m
pH (20 oC)  : 1

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata      : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
Kulit      : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Tertelan :  Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.
Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
  1. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
  2. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
  3. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).

Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
  1. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
  2. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
  3. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
  4. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
  5. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.

Pengendalian Pemajanan Dan Alat Pelindung Diri
  1. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
  2. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan penampilan  : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.

PENANGANAN:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Kromatografi Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas, kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi lapis tipis. 1. Kromatografi Gas a. Pengertian Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. b. Prinsip Kromatografi Gas Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. c. Alat Kromatografi Gas 1) Fase Mobil (Gas Pembawa) 2) Sistem Injeksi Sampel 3) Kolom 4) Detektor 5) Pencatat (Recorder) d. Cara Kerja 1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. 2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas. 3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi proses pemisahan. 4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom. 5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen. 6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram, yang terdiri dari beberapa peak. e. Kelebihan 1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi. 2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3) Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. f. Kekurangan 1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap. 2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut. 2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi a. Pengertian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan bantuan pompa. 2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak . 3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah akan keluar lebih dulu . 4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu direkam dalam bentuk kromatogram. c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Tempat Pelarut 2) Pompa 3) Tempat Injeksi Sampel 4) Kolom 5) Detektor 6) Rekorder d. Cara Kerja 1) Mula-mula solven diambil melalui pompa. 2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang dipasang tepat pada sampel loop. 3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama dengan solven masuk kedalam kolom. 4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder). e. Kelebihan 1) Cepat 2) Kolom dapat digunakan kembali 3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik 4) Mudah rekoveri sampel f. Kekurangan 1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya 2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya 3. Kromatografi Kertas a. Pengertian Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. b. Prinsip Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. c. Alat dan Bahan i. Alat 1) Bejana dan penutupnya 2) Penggaris 3) Pipa Kapiler 4) Pensil atau Ballpoint 5) Gunting 6) Penjepit Kertas ii. Bahan 1) Kertas Saring 2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya) 3) Pelarut yang cocok dengan noda d. Cara Kerja 1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil). 2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1 cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut). 3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas. 4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang sebelumnya sudah diberi pelarut. 5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai. 6) Setelah itu kertas dikeringkan. 7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan dan hitung nilai Rf noda tersebut. 4. Kromatografi Lapis Tipis a. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis 1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. 2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut (eluen) yang sesuai. c. Alat 1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak) 2) Gelas kimia atau bejana 3) Lempengan 4) pensil d. Cara Kerja 1) Kita siapkan alat. 2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan (jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm). 3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan. 4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena pelarut). 5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. e. Kegunaan 1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran. 2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran. 3) Untuk memonitor perkembangan reaksi. 4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian. 5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada kromatografi kolom. 6) Untuk memonitor kromatografi kolom .

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas, kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi lapis tipis. 1. Kromatografi Gas a. Pengertian Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. b. Prinsip Kromatografi Gas Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. c. Alat Kromatografi Gas 1) Fase Mobil (Gas Pembawa) 2) Sistem Injeksi Sampel 3) Kolom 4) Detektor 5) Pencatat (Recorder) d. Cara Kerja 1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. 2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas. 3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi proses pemisahan. 4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom. 5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen. 6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram, yang terdiri dari beberapa peak. e. Kelebihan 1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi. 2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3) Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. f. Kekurangan 1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap. 2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut. 2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi a. Pengertian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan bantuan pompa. 2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak . 3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah akan keluar lebih dulu . 4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu direkam dalam bentuk kromatogram. c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Tempat Pelarut 2) Pompa 3) Tempat Injeksi Sampel 4) Kolom 5) Detektor 6) Rekorder d. Cara Kerja 1) Mula-mula solven diambil melalui pompa. 2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang dipasang tepat pada sampel loop. 3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama dengan solven masuk kedalam kolom. 4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder). e. Kelebihan 1) Cepat 2) Kolom dapat digunakan kembali 3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik 4) Mudah rekoveri sampel f. Kekurangan 1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya 2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya 3. Kromatografi Kertas a. Pengertian Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. b. Prinsip Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. c. Alat dan Bahan i. Alat 1) Bejana dan penutupnya 2) Penggaris 3) Pipa Kapiler 4) Pensil atau Ballpoint 5) Gunting 6) Penjepit Kertas ii. Bahan 1) Kertas Saring 2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya) 3) Pelarut yang cocok dengan noda d. Cara Kerja 1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil). 2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1 cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut). 3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas. 4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang sebelumnya sudah diberi pelarut. 5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai. 6) Setelah itu kertas dikeringkan. 7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan dan hitung nilai Rf noda tersebut. 4. Kromatografi Lapis Tipis a. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis 1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. 2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut (eluen) yang sesuai. c. Alat 1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak) 2) Gelas kimia atau bejana 3) Lempengan 4) pensil d. Cara Kerja 1) Kita siapkan alat. 2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan (jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm). 3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan. 4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena pelarut). 5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. e. Kegunaan 1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran. 2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran. 3) Untuk memonitor perkembangan reaksi. 4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian. 5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada kromatografi kolom. 6) Untuk memonitor kromatografi kolom .

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas, kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi lapis tipis. 1. Kromatografi Gas a. Pengertian Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. b. Prinsip Kromatografi Gas Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. c. Alat Kromatografi Gas 1) Fase Mobil (Gas Pembawa) 2) Sistem Injeksi Sampel 3) Kolom 4) Detektor 5) Pencatat (Recorder) d. Cara Kerja 1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. 2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas. 3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi proses pemisahan. 4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom. 5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen. 6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram, yang terdiri dari beberapa peak. e. Kelebihan 1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi. 2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3) Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. f. Kekurangan 1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap. 2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut. 2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi a. Pengertian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan bantuan pompa. 2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak . 3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah akan keluar lebih dulu . 4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu direkam dalam bentuk kromatogram. c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Tempat Pelarut 2) Pompa 3) Tempat Injeksi Sampel 4) Kolom 5) Detektor 6) Rekorder d. Cara Kerja 1) Mula-mula solven diambil melalui pompa. 2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang dipasang tepat pada sampel loop. 3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama dengan solven masuk kedalam kolom. 4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder). e. Kelebihan 1) Cepat 2) Kolom dapat digunakan kembali 3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik 4) Mudah rekoveri sampel f. Kekurangan 1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya 2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya 3. Kromatografi Kertas a. Pengertian Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. b. Prinsip Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. c. Alat dan Bahan i. Alat 1) Bejana dan penutupnya 2) Penggaris 3) Pipa Kapiler 4) Pensil atau Ballpoint 5) Gunting 6) Penjepit Kertas ii. Bahan 1) Kertas Saring 2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya) 3) Pelarut yang cocok dengan noda d. Cara Kerja 1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil). 2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1 cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut). 3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas. 4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang sebelumnya sudah diberi pelarut. 5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai. 6) Setelah itu kertas dikeringkan. 7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan dan hitung nilai Rf noda tersebut. 4. Kromatografi Lapis Tipis a. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis 1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. 2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut (eluen) yang sesuai. c. Alat 1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak) 2) Gelas kimia atau bejana 3) Lempengan 4) pensil d. Cara Kerja 1) Kita siapkan alat. 2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan (jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm). 3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan. 4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena pelarut). 5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. e. Kegunaan 1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran. 2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran. 3) Untuk memonitor perkembangan reaksi. 4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian. 5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada kromatografi kolom. 6) Untuk memonitor kromatografi kolom .

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Kromatografi Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di dalam sampel di antara dua fase, yakni fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Ada banyak macam-macam kromatografi tapi disini saya akan menjelaskan empat macam kromatografi saja, yaitu kromatografi gas, kromatografi cair Kinerja Tinggi, kromatografi kertas, dan kromatografi lapis tipis. 1. Kromatografi Gas a. Pengertian Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. b. Prinsip Kromatografi Gas Kromatografi gas mempunyai prinsip sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. c. Alat Kromatografi Gas 1) Fase Mobil (Gas Pembawa) 2) Sistem Injeksi Sampel 3) Kolom 4) Detektor 5) Pencatat (Recorder) d. Cara Kerja 1) Gas di dalam silinder baja gialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. 2) Cuplikan disuntikan pada aliran gas. 3) Cuplikan dibawa oleh gas pembawa menuju kolom di sana terjadi proses pemisahan. 4) Komponen yang sudah terpisah meninggakan kolom. 5) Suatu detektor yang sudah dileyakkan di ujung kolom digunakan untuk mendeteksi jenismaupun jumlah tiap komponen. 6) Hasil pendeteksi direkam oleh detektor yang disebut kromatogram, yang terdiri dari beberapa peak. e. Kelebihan 1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi. 2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3) Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. f. Kekurangan 1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap. 2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut. 2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi a. Pengertian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. b. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor dengan bantuan pompa. 2) Sempel dimasukkan ke dalam fase gerak . 3) Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen campuran berdasarkan kekuatan interaksi solut dengan fasa diam. Solut yang berinteraksi lemah akan keluar lebih dulu . 4) Setiap komponen yang keluar akan dideteksi oleh detektor lalu direkam dalam bentuk kromatogram. c. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 1) Tempat Pelarut 2) Pompa 3) Tempat Injeksi Sampel 4) Kolom 5) Detektor 6) Rekorder d. Cara Kerja 1) Mula-mula solven diambil melalui pompa. 2) Solven ini dikemudian masuk ke dalam katup injeksi berbutar, yang dipasang tepat pada sampel loop. 3) Sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian bersama-sama dengan solven masuk kedalam kolom. 4) Hasil pemisahan dideteksi oleh detektor, yang penampakannya ditunjukan oleh perekam (pencatat = recorder). e. Kelebihan 1) Cepat 2) Kolom dapat digunakan kembali 3) Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik 4) Mudah rekoveri sampel f. Kekurangan 1) Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya 2) Memerlukan orang yang trampil dalam pemisahannya 3. Kromatografi Kertas a. Pengertian Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. b. Prinsip Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. c. Alat dan Bahan i. Alat 1) Bejana dan penutupnya 2) Penggaris 3) Pipa Kapiler 4) Pensil atau Ballpoint 5) Gunting 6) Penjepit Kertas ii. Bahan 1) Kertas Saring 2) Noda (bisa berupa spidol, stabilo, dan zat warna lainnya) 3) Pelarut yang cocok dengan noda d. Cara Kerja 1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran terserah kalian yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil). 2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1 cm untuk mencegah kontak langsung dengan pelarut). 3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas. 4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang sebelumnya sudah diberi pelarut. 5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai. 6) Setelah itu kertas dikeringkan. 7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan dan hitung nilai Rf noda tersebut. 4. Kromatografi Lapis Tipis a. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. b. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis 1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. 2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis tipis silika atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut (eluen) yang sesuai. c. Alat 1) Silika Gel (fase diam) dan Pewarna (fase gerak) 2) Gelas kimia atau bejana 3) Lempengan 4) pensil d. Cara Kerja 1) Kita siapkan alat. 2) Gambar sebuah garis menggunakan pensil pada bagian bawah lempengan (jarak garis dari ujung lempengan berkisar antara 1-2cm). 3) Teteskan pelarut dari campuran pewarna pada garis lempengan. 4) Masukkan lempengan pada gelas kimia (jangan sampai terkena pelarut). 5) Komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. e. Kegunaan 1) Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran. 2) Untuk penentuan identitas antara dua campuran. 3) Untuk memonitor perkembangan reaksi. 4) Untuk penentuan keefektifan pemurnian. 5) Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada kromatografi kolom. 6) Untuk memonitor kromatografi kolom .

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar